Perkembangan Anak di Era Maraknya Screentime yang Harus Dipahami Ayah Bunda di Kota Bogor

Fenomena penggunaan gawai atau gadget di kalangan anak-anak kian mengkhawatirkan. Di berbagai sudut Kota Bogor, pemandangan anak-anak yang asyik menatap layar ponsel, tablet, atau televisi sudah menjadi hal lumrah. Padahal, para pakar tumbuh kembang anak mengingatkan bahwa screentime yang berlebihan dapat berdampak serius pada perkembangan fisik, mental, hingga sosial anak.

Menurut data Kementerian Kesehatan, anak-anak usia dini idealnya mendapatkan screentime tidak lebih dari 1 jam per hari. Namun, kenyataannya, di banyak rumah, durasi tersebut bisa berlipat ganda, bahkan mencapai 4–6 jam per hari. Kebiasaan ini memengaruhi kualitas interaksi, kemampuan bahasa, hingga kesehatan mata anak.

Dampak Negatif Screentime Berlebihan

Hasil penelitian terbaru yang dirilis oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa anak yang terlalu lama menatap layar cenderung mengalami:

  • Keterlambatan bicara karena minimnya interaksi verbal dengan orang tua atau teman sebaya.
  • Masalah perilaku, seperti mudah marah, sulit berkonsentrasi, dan ketergantungan pada gadget.
  • Gangguan tidur, karena cahaya biru dari layar menghambat produksi hormon melatonin.
  • Kelebihan berat badan, akibat aktivitas fisik yang minim.

Kondisi ini, bila dibiarkan, dapat menghambat pencapaian milestone perkembangan anak, terutama di usia emas 0–6 tahun.

Kota Bogor Tak Luput dari Tantangan Ini

Meski dikenal dengan udara sejuk dan lingkungan yang relatif ramah anak, Kota Bogor tetap menghadapi tantangan besar terkait meningkatnya screentime pada anak. Lingkungan perkotaan yang padat, perubahan pola bermain, serta mudahnya akses internet membuat anak-anak di Bogor rentan terpapar layar lebih lama.

Di beberapa taman kota yang seharusnya menjadi arena bermain aktif, terlihat anak-anak yang justru duduk memegang gawai. Beberapa orang tua mengakui, memberikan gadget kerap menjadi solusi instan untuk membuat anak diam dan tenang, terutama saat orang tua sibuk.

Solusi yang Disarankan Para Ahli

Para pakar tumbuh kembang anak menyarankan pendekatan seimbang. Gadget memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, namun orang tua dapat membatasi penggunaannya dengan:

  1. Menetapkan jadwal screentime yang jelas setiap hari.
  2. Mengajak anak bermain aktif di luar ruangan untuk melatih motorik kasar.
  3. Membacakan buku dan mengajak anak berdialog untuk mengasah kemampuan bahasa.
  4. Memberikan kegiatan kreatif, seperti menggambar, bermain peran, atau membuat kerajinan tangan.
  5. Mengikuti program stimulasi tumbuh kembang di klinik atau pusat terapi.

Peran Tempat Terapi dalam Mengoptimalkan Perkembangan Anak

Bagi anak yang sudah menunjukkan tanda keterlambatan perkembangan akibat terlalu banyak screentime, intervensi profesional menjadi pilihan yang tepat. Di sinilah peran tempat terapi tumbuh kembang anak di Bogor menjadi sangat penting.

Tempat terapi menyediakan layanan seperti:

  • Terapi Okupasi untuk melatih keterampilan motorik halus dan kemandirian anak.
  • Terapi Wicara untuk mengatasi keterlambatan bicara dan gangguan komunikasi.
  • Fisioterapi Anak untuk memperbaiki kemampuan motorik kasar.
  • Konsultasi Psikologi Anak untuk memahami dan mengatasi masalah perilaku atau emosi.

Dengan program yang dirancang khusus, anak mendapatkan stimulasi sesuai kebutuhannya, sekaligus membantu mengurangi ketergantungan pada gadget.

Tanda Anak Membutuhkan Bantuan Profesional

Ahli tumbuh kembang menyarankan orang tua segera mencari bantuan jika menemukan tanda-tanda berikut:

  • Usia 2 tahun belum mengucapkan kata-kata sederhana.
  • Tidak merespons ketika dipanggil namanya.
  • Sulit fokus pada satu aktivitas.
  • Lebih tertarik pada gadget dibanding bermain dengan orang.
  • Kesulitan melakukan aktivitas sesuai usia, seperti makan sendiri atau menggenggam pensil.

Semakin cepat intervensi dilakukan, semakin besar peluang anak untuk kembali pada jalur perkembangan yang optimal.

Keterlibatan Orang Tua Jadi Kunci

Menurut psikolog anak di Bogor, keberhasilan terapi tidak hanya ditentukan oleh sesi terapi di klinik, tetapi juga oleh keterlibatan orang tua di rumah. Orang tua perlu:

  • Menjalankan home program yang diberikan terapis.
  • Memberikan stimulasi tambahan melalui permainan edukatif.
  • Mengurangi akses gadget secara bertahap.
  • Menjadi contoh dengan mengurangi penggunaan gadget di depan anak.

Menggandeng Klinik Terpercaya di Bogor

Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan dampak screentime, sejumlah klinik di Bogor hadir untuk memberikan layanan yang membantu orang tua. Salah satunya adalah AMG Clinic, yang dikenal menyediakan terapi okupasi, terapi wicara, fisioterapi, dan konsultasi psikologi anak.

Dengan tenaga profesional berpengalaman dan fasilitas ramah anak, AMG Clinic menjadi salah satu rujukan utama bagi orang tua yang ingin mendukung perkembangan anak secara maksimal.

 

Kesimpulan

Fenomena maraknya screentime di kalangan anak-anak Kota Bogor adalah realita yang tak bisa dihindari, namun dapat dikendalikan. Orang tua memegang peran sentral dalam mengatur penggunaan gadget dan memberikan stimulasi yang tepat.

Memanfaatkan layanan di tempat terapi tumbuh kembang anak di Bogor bisa menjadi langkah strategis untuk memastikan anak tetap berkembang optimal meski hidup di era digital. Dengan keseimbangan antara teknologi, aktivitas fisik, interaksi sosial, dan bimbingan profesional, masa depan anak dapat terjaga dengan baik.